Selasa, 20 Agustus 2013

[Interview] Lee Jung Yeob Woollim's CEO, Mantan Manager Yang Berhasil Sebagai Produser

[Interview] Lee Jung Yeob Woollim's CEO, Mantan Manager Yang Berhasil Sebagai Produser







[Interview] Lee Jung Yeob Woollim's CEO, Mantan Manager Yang Berhasil Sebagai Produser

20 Agustus 2013 pukul 9:40
read this ya bagi yang belum sempat baca !!! yup~ kalian tahu kan siapa beliau? Lee JungYeop adalah CEO dari Woollim Entertaiment. terlepas dari merger2 yang bikin kepala pusing, gak ada salahnya kalau kita sebagai woollim fans tahu sejarah beliau sampe sukses seperti sekarang.. simak ya interviewnya ~





“Awalnya kupikir semuanya tak mungkin terjadi. Aku membangun impian tinggi, tapi sepertinya impian itu tetap jauh.” Tulisan yang terekam dalam video yang dipertunjukkan pada konser tunggal pertama INFINITE tanggal 11 dan 12 Februari 2012 lalu bukanlah suatu hal yang berlebihan yang dirangkai untuk membangkitkan suasana atau adrenalin. INFINITE merupakan grup idol pertama hasil bentukan Woollim Entertainment yang saat ini telah menangani penyanyi-penyanyi seperti NELL, EPIK HIGH, JISEON, dan sebagainya. Dia seperti menjalani suatu tantangan di tengah dunia idol yang lebih dikuasai tiga perusahaan besar seperti SM, YG, dan JYP di mana mereka pun sedang menguatkan akarnya. Akan tetapi, INFINITE yang hanya dalam waktu satu setengah tahun secara konsisten berdiri di panggung dengan konsep yang jelas atau hook song yangmembuat orang kecanduan ini telah mendapatkan suatu keberadaan yang patut dibedakan dengan grup idol lainnya. Lagu mereka yang berjudul ‘Be Mine’ berhasil menempati urutan ke-2 dalam klasifikasi ‘Song Of The Year’ KBS Music Award akhir tahun 2011 kemarin. Perkembangan di luar dugaan ini bermula dari sang direktur Woollim Entertainment, Lee Jung Yeob. Mata pria yang mendapatkan panggilan ‘bos’ dari para fans INFINITE ini selalu bersinar seperti anak remaja setiap kali berkata dan menekankan, “ Aku ingin menciptakan lagu bagus.”



  • Tiket konser tunggal INFINITE tanggal 11 dan 12 Februari kemarin habis terjual, ya?

Lee Jung Yeob : Bagi seorang penyanyi, yang terpenting adalah album, baru kemudian pertunjukkan. Sebenarnya ketakutanku tentang penilaian masyarakat akan mereka cukup besar, tapi aku tidak menyayangkan biaya produksi dan melakukan persiapan segiat mungkin agar penggemar melihat panggung yang bagus.

  •  Bagi grup idol pria, saat ini dunia idol sudah seperti samudra merah, berlari sekencang apa pun, rasanya sulit untuk mendapatkan kesuksesan. Bagaimana awalnya Anda bisa berpikir untuk memasukinya?
Lee Jung Yeob : Sejak beberapa tahun lalu, pasar musik Asia sudah mulai meningkat. Saat itu aku sudah merasa kalau ini akan banyak berpusat di idol. Sebelumnya pun aku sudah banyak bekerja dengan musisi seperti NELL, dan EPIK HIGH, dan menurutku, sebagai seorang produser itu sudah bisa dikatakan sebagai sebuah prestasi. Lagi pula apa lagi tugas seorang produser? Kalau menulis lagu, sudah ada penulis lagu, untuk konsep juga sudah ada yang mengerjakan, jadi produser hanya tinggal mengeluarkan album, kok. Karena itu, muncul suatu ‘kesombongan’ untuk menciptakan lagu dengan baik dengan terjun langsung dari mulai tahap awal sampai ke pembuatan musiknya.

  • Aku banyak mendengar kalau 18 tahun yang lalu Anda pernah bekerja sebagai manajer Lee Seung Hwan. Sejak kapan, sih sebenarnya Anda mulai menginjakkan kaki di bisnis ini?
Lee Jung Yeob : Setelah lulus SMA, tanpa rencana aku beranjak dari Busan menuju kota. Waktu ikut audisi aktor, aku gagal. Tapi yang jelas, mau jadi apa pun, aku ingin bekerja di bidang ini. Waktu itu masih belum ada satu pun tempat yang memberikan kesempatan, jadi sambil bekerja di distributor koran. Siangnya aku kerja di bagian konstruksi dan waktu subuh mengantarkan koran. Suatu hari kakiku tertancap paku, jadi tidak bisa kerja di konstruksi lagi. Saat itu ada kenalan dari manajer distributor Koran yang memperkenalkanku pada sebuah usaha yang bergerak di bidang penyewaan alat musik, sih, aku pasti bisa, makanya aku ambil tawaran kerja di sana . Nah, waktu di sana aku mulai kerja memasang perlengkapan konser Lee Seung Hwan, dan saat itulah aku dapat tawaran untuk menjadi manajernya.

  • Alasan apa yang membuat Anda ingin bekerja di bidang ini padahal saat itu datang ke kota tanpa sebuah rencana?
Lee Jung Yeob : Sejak kecil aku sangat suka film dan musik. Dulu harga sewa satu video masih seratus won, dan dalam sehari aku bisa menyewa sampai lima keping film. Setiap kali nonton, muncul saja pemikiran, “ Ah, aku juga mau kerja seperti itu.” Lalu, waktu SD aku sering pergi ke Seoul untuk bertemu ayah dan sering tidur di rumah bibi. Di sana aku cuma dengar siaran radio <Golden Disk Kim Gwang Han> setiap hari dengan para sepupu. Saat itu pasar musik pop benar-benar menarik. Mulai dari idol, rock, balada, musik country, semuanya ada. Kakak sepupuku sangat suka grup Culture Club, dan aku suka A-HA. Arah musik yang kugemari sekarang sepertinya mendapat pengaruh dari musik-musik saat itu. Dan karakter lagu-lagu yang dihasilkan oleh tim Sweetune (penulis lagu INFINITE) cocok denganku, makanya aku semakin menikmati pekerjaan ini.

  • Karena itukah lagu-lagu andalan INFINITE yang berjudul ‘Comeback Again’ dan ‘Be Mine’ menyiratkan emosi dan style 80-an?
Lee Jung Yeob : Sepertinya sih begitu. Kalau mendengar lagunya, hatiku jadi tersentuh. [tertawa]

Sebenarnya bagaimana sih Anda menjalani pekerjaan di bidang musik?
Lee Jung Yeob :  Kalau penulis lagu mendemokan lagunya, aku paling hanya minta untuk diubah sedikit atau ditambahkan beberapa bagian. Seperti pada lagu’Nothing’s Over’, di bagian tengahnya ada drum beat, itu aku minta memasukkan karena terinspirasi oleh lagu STING ‘English Man In New York’. Lalu, di lagu B.T.D (Before The Dawn), aku minta dibuatkan penekanan di bagian scorpion dance-nya untuk dijadikan puncak lagu. Di lagu ‘Be Mine’ pun seharusnya bagian reff-nya cuma sekali, tapi aku minta dibuat jadi dua kali lalu memasukkan break dance. Meski lagu itu berkarakter dance music, tapi kalau diberi sentuhan emosi, melodi, reff, part penanda jeda, maka akan lebih enak didengar. Sepertinya itulah yang dilakukan para senior untuk menciptakan lagu-lagu terbaik.

  • Tapi, bukan hal yang mudah ‘kan untuk memasukkan selera pribadi dalam dunia bisnis? Saat mengeluarkan lagu “Comeback Again’, apa tidak ada kekhawatiran karena lagu itu dibuat dengan memusatkan pada disco music-nya A-HA atau musisi tahun 80-an sebagai sumbernya di tengah pasar musik sekarang ini?
Lee Jung Yeob : Dulu aku juga sempat ragu. Saat itu lagu para idol hampir kebanyakan berkarakter hook song. Terutama idol pria, banyak sekali yang menggunakan electronic sound di puncak lagunya. Jadi, di lagu ‘Comeback Again’, lirik dasi dorawa diulang beberapa kali, dan membuat telinga lelah, kami memasukkan live music dan impact dengan suara gitar. Tapi, tetap saja aku khawatir dan meminta pendapat penulis di tim Sweetune, Kang Jae Ho. Dia bilang “Idol sekarang kebanyakan anak-anak yang tumbuh tanpa pernah mendengar lagu yang seperti ini. Jadi, mungkin akan didengar sebagai warna yang baru. Nggak apa-apa, kok.” Jawabannya cukup memberiku semangat. Itu kenapa penilaianku untuk lagu ‘Comeback Again’ cukup lumayan meski kurang sukses. [tertawa]

  • Anda juga bilang senang beraktivitas dengan berkonsentrasi hanya pada musik dan panggung, INFINITE ‘kan idol pertama yang Anda debutkan, apakah selain konsentrasi di musik dan panggung, Anda tidak punya keinginan untuk membawa mereka ke musik yang berkarakter hook song atau ke acara-acara variety show untuk menarik popularitas?
Lee Jung Yeob : Apa pun yang orang katakan, yang jelas aku suka karakter musik INFINITE. Dari awal aku sudah merasa suatu saat mereka akan berjalan dengan baik. Jadi, dari awal sampai sekarang aku tidak pernah melihat ke samping selain musik mereka.

  • Anda sangat bertekad untuk menempatkan kualitas yang bagus dan itu terdengar sangat ideal, tapi rasanya juga tidak realistis. Bukankah bagi seorang produser yang terpenting adalah pemasukan?
Lee Jung Yeob : Ini adalah pekerjaan yang kulakukan dan mempertaruhkan namaku. Aku tidak mau membuang semuanya hanya demi mengejar uang. Saat mulai memproduksi, aku lebih menekankan harga diri, bukan uang. Setelah EPIK HIGH dan NELL berjalan dengan baik pada akhirnya uanglah yang akan mengikutiku. Bagiku, semua film yang kutonton, lagu yang kudengar, dan pengalaman selama menjadi manajermen jadi suatu aset. Selama menangani penyanyi-penyanyi seperti Jo Dong Jin, Jong Dong Ik, Jang Phil Sun, Han Dong Jun, Yu Heui Yeol, dan Lee So Ra, sebagian waktu yang kulewati untuk mendampingi mereka adalah di ruang rekaman. Sangat melelahkan melihat mereka dan mendengar lagu-lagu yang sama terus-menerus. tapi berkat itu aku jadi tahu ukuran atau standar penilaian baik buruknya sebuah lagu. Karenanya, kalau lagu yang kudengar atau film yang kutonton mendapat cemoohan, itu memberikan tanda bahwa aku tidak boleh membuat lagu dengan karakter yang seperti itu. Ada juga yang bilang aku bisa bicara seperti ini karena cukup secara keuangan. Tapi kalau dijabarkan, aku benar-benar memulai pekerjaan ini mulai dari nol. Datang ke Seoul hanya membawa 30.000 won, naik kereta yang waktu itu harganya masih 6.100 won, dan waktu mempersiapkan lagu INFINITE ‘Be Mine’, kami tidak punya uang untuk membuat video klipnya. Akhirnya aku menarik uang jaminan kantor yang juga jadi rumahku dan tidur di kamar bawah tanah asrama anak-anak INFINITE. Saat hujan deras, karena di bawah tanah airnya jadi masuk, lalu terpaksa menyapunya dengan tanganku sendiri. Saat itu aku juga berpikir, “Aku, kan produser sukses, kenapa harus begini?” [tertawa] Tapi, karena sangat ingin membuat musik yang baguslah makanya aku rela begitu.

  • Sekarang, ‘kan, asrama INFINITE sudah pindah, tapi aku ingat saat nonton variety show INFINITE yang berjudul <INFINITE, You Are My Oppa>, saat itu asrama mereka terlihat menyedihkan. [tertawa]
Lee Jung Yeob : Iya, aku sangat berterima kasih pada mereka yang walaupun saat itu sedang kesulitan, tapi tetap percaya dan mengikutiku. Mereka benar-benar giat. Aku senang sekali melihat perkembangan mereka yang semakin pesat.

  • Kondisinya memang makin membaik, tapi tim yang besar juga membutuhkan dana yang besar. Apa Anda akan melebarkan aktivitas di luar musik untuk mendapatkan pemasukan?
Lee Jung Yeob : Kalau diajak untuk melihat ke masa depan, itu akan menjadi salah satu teoriku. Kalau saat ini sangat membutuhkan uang, lebih baik mengadakan acara ke luar negeri. Aku sangat berterima kasih pada para personel. Dibandingkan dengan idol lain yang seumuran saat ini, sebenarnya mereka tidak mendapatkan uang yang begitu banyak. Tapi, sekali pun mereka tidak pernah meributkan soal uang atau jadwal.

  • Sebuah idol grup membutuhkan proses produksi yang teliti dan juga ada sistem trainingberbeda dengan NELL atau Epik High yang merupakan singer writer. Sebenarnya bagaimana sih, INFINITE dibentuk?
Lee Jung Yeob : Kami sudah tinggal bersama dan melompati jurang. [tertawa] Keinginan untuk ‘terjun’ sangatlah penting. Kalau sejak awal sudah tidak semangat, ke depannya pasti akan sangat berat. Sunggyu sebenarnya tidak punya tujuan untuk jadi idol, aliran musiknya lebih ke arah rock dan R&B. Lalu Woohyun dan Hoya, kalau dilihat ke belakang lagi, dari segi visual mereka sebenarnya kurang mendukung. [tertawa] Tapi, karena mereka sangat ingin bernyanyi dan menari, makanya aku seleksi. Dan seiring berjalannya waktu, sepertinya penilaianku tidak salah.

  • Ada hal menarik tentang julukan INFINITE, yaitu ‘grup yang sangat pandai membawakan tarian secara serentak’. Dan ini menjadi topik hangat dan merupakan senjata bagi INFINITE.
Lee Jung Yeob : Saat mempersiapkan debut, aku membawa dancer lulusan NANA School bernama Kim Dong Min. Kami memang sudah akrab sejak aku masih jadi manajer dulu. Selain Dongwoo dan Hoya yang memang biasa menari, yang lainnya sebenarnya mengkhawatirkan. [tertawa] Pada koreografi ‘Comeback Again’, aku sebenarnya ingin memberikan karakter Michael Jackson pada mereka, tapi anak-anak itu sangat kaku, badannya tidak bisa mengikuti ketukan lagu, sehingga sense dari gerakannya juga tidak hidup. Benar-benar membuatku pusing [tertawa] Akhirnya kami memutuskan untuk melepas groove dan menyamakan gerakan tangan dan kaki dari ketujuh personel untuk menutupi kelemahan mereka.

  • Sebelumnya album INFINITE mendapat penilaian bagus, tapi efek apa yang Anda dapatkan secara nyata dari pernyataan menjadi nomor satu di program musik?
Lee Jung Yeob : Motivasi dari para personel. Saat berhasil menjadi  penyanyi nomor satu di dalam negeri, maka akan memberikan pengaruh yang cukup besar untuk promosi ke luar negeri.

  • Untuk masalah mental manage dari masing-masing personel, Anda sepertinya harus lebih berpikir keras juga.
Lee Jung Yeob : Sebenarnya dulu Woohyun paling takut yang namanya wawancara satu lawan satu seperti ini, tapi sekarang malah dia yang menjalani aktivitas seperti itu. [tertawa] Menyuruh anak-anak berusia 20-an tahun untuk tidak begini dan begitu sepertinya bukan hal yang harus dilakukan. Untunglah mereka semua anak yang baik dan tidak suka berbohong.

  • Aku ingin tahu rencana Woollim Entertainment tahun ini.
Lee Jung Yeob : Bulan maret akan dirilis album NELL. INFINITE juga kemungkinan akan comeback  pada bulan Mei ini, lagu andalannya sudah keluar, pelan-pelan sedang dipersiapkan. Jadwal mereka juga akan padat dengan acara promosi ke Jepang. Baby Soul dan Yo Ji Ah juga akan mengeluarkan digital single, tapi masih belum ada jadwal pasti kapan dan bagaimana peluncurannya.

  • Melalui Woollim Entertainment, hal apa lagi yang ingin Anda wujudkan?
Lee Jung Yeob :  Aku ingin menunjukkan pada para junior yang saat ini cukup menderita karena harus bergadang setiap hari dan hanya mendapatkan gaji satu juta won sebulan, kalau aku bisa berhasil sebagai produser. Sejak kecil, aku selalu memegang keyakinan ‘kalau giat pasti berhasil’. Tapi, kalau pasar musik dijadikan money game, maka semangat itu sudah pasti menghilang. Meski begitu aku ingin menciptakan lingkungan di mana para manajer bisa bekerja dengan membawa impian dan harapan. Untuk identitas perusahaan saja aku sempat kebingungan, tapi yang utama adalah aku ingin membuat perusahaan yang diisi oleh teman-teman yang baik dan sehat dalam membuat musik-musik bagus. Menyanyi adalah pekerjaan yang sangat sensitif, jadi akan lebih baik kalau terus bersama dengan orang yang sudah ada atau memproduseri dari awal. Aku ingin terus bersama dengan orang-orang yang sudah sangat kukenal.

  • Berawal dari seorang manajer hingga menjadi seorang direktur perusahaan musik. Apa yang Anda ambil sebagai pelajaran selama melakukan pekerjaan ini?
Lee Jung Yeob : Jangan pernah merasa malu [tertawa]




source : 10+ Star Magazine (Indonesian Version) Vol. 2

A/N : Post ini boleh dire-share. Di sini, saya hanya ingin kalian semua yang tengah meributkan soal SM-Woollim ini tahu bagaimana sebenarnya perjuangan para artis Woollim saat ini. Melihat bagaimana para SM Stan (sebagian besarnya) memandang sebelah mata artis yang berada dalam agensi kecil ini membuat saya terdorong untuk mempost blog ini. Hal ini supaya kalian semua tahu bahwa Woollim bisa tiba di kesuksesan seperti ini bukan semata-mata karena belas kasihan SM atau apapun itu, melainkan melalui kerja keras mereka. 

Di dunia ini, banyak orang yang terjun ke industri musik karena ingin mencari uang, uang dan uang. Tak ada harapan ataupun ambisi di dalamnya. Namun, post ini memberikan artian lain dalam industri musik. Di sini, mereka semua benar-benar memiliki harapan dan ambisi dalam profesi mereka. Mereka semua menjalankannya tidak hanya untuk uang melainkan juga kesenangan. Pada dasarnya, dalam mencari pekerjaan, bukankah itu adalah hal yang lebih penting dibandingkan uang sekalipun? Jika anda tidak menyenangi pekerjaan yang anda kerjakan, maka hasilnya anda akan merasa kesusahan. Karena anda terlalu memaksakan diri pada hal yang justru anda tak senangi. 

Dan saya juga ingin memberitahukan bagi para Woollim Stan. Ada baiknya bagi kita untuk tidak membuat fanwar juga terhadap fandom atau stan lain. Karena di saat ini, idol kita ini justru membutuhkan dukungan dan support ketimbang keributan-keributan, betul bukan? Dengan support yang bisa kita berikan, hal itu akan menjadi kekuatan juga bagi mereka dalam menghadapi situasi dan masalah seperti ini. Kita juga takkan menjadi budak SM semudah itu kok. Lihat sendiri bagaimana ambisi dan harapan CEO kita? DIa tak akan menyerahkan artisnya begitu saja. Semua ini dijalankan demi kebaikan . :)

Sekian aja ..